Presiden meminta pemerintah kabupaten mengembangkan pariwisata

SBO, Jakarta— PRESIDEN Joko Widodo menegaskan, persaingan antar negara saat ini semakin ketat. Ia mempercayakan kepada pemerintah kabupaten untuk mengembangkan potensi daerah di bidang keuangan, pangan, energi, industri, dan teknologi.

“Kalau daerah-daerah itu prospeknya bagus dari segi pariwisata, sebaiknya dikembangkan semua,” kata Jokowi saat meresmikan Rapat Kerja Nasional XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Tahun 2024 di JCC, Rabu.

Ia membandingkannya dengan memberikan contoh negara-negara yang berhasil menjual potensi pariwisatanya hanya kepada masyarakat yang memiliki daya beli nyata.

Pertama, Bhutan, negara yang tidak memiliki sumber daya alam minyak dan gas. Lingkungan di sana juga sangat alami dan masih mempertahankan tradisi budaya.

Negara Bhutan tidak membuka diri secara luas terhadap wisatawan, namun hanya menerima wisatawan dalam jumlah tertentu pada pasar ekonomi yang lebih tinggi atau dalam volume tinggi dan rendah. Biaya masuk pemerintah Bhutan adalah USD 100 per malam, harga baru hingga 31 Agustus 2027 dari sebelumnya USD 200 per malam. Kompensasi ini belum termasuk biaya perjalanan untuk akomodasi, makan, biaya masuk dan biaya lainnya.

“Sudah sampai, mahal, masih perlu biaya untuk menjaga alam. Saya cek berapa tarif yang dia keluarkan untuk menjaga alam. Dia dapat hampir setengah triliun, bukan dari ekonomi, tapi dari biaya saja, setengah triliun,” ucapnya Jokowi.

Cara ini menurut Jokowi bisa ditiru. Banyak alam Indonesia yang lebih baik dibandingkan dengan Bhutan. Banyak lingkungan unik yang tidak diketahui oleh para bupati bagaimana cara mengemas dan mempromosikannya.

Contoh lainnya adalah Maladewa atau Maldives yang terkenal dengan keindahan pantainya. Sebanyak 30% pendapatan Maladewa berasal dari pariwisata. Negara ini menciptakan segmen pariwisata baru yaitu berbagai kegiatan konferensi sosial di tepi pantai.

“Bisa disimulasikan, misalnya konferensi di pantai, pertemuannya di pantai. Yang berkumpul tidak boleh memakai sepatu, memakainya, sehingga yang berkumpul senang. Ide-ide seperti inilah yang saya lihat karena saya sudah mengunjungi hampir 85% kota kabupaten saya di Indonesia, ‘pantai kita tidak kalah dengan Maladewa,’ kata Jokowi.

Contoh lain di Afrika. Dari segi wisata satwa liar, negara ini menawarkan safari autentik, di mana Anda bisa melihat satwa di habitat aslinya. Industri pariwisata di Afrika mampu menghasilkan Rp 196 triliun per tahun.

Indonesia, menurut Jokowi, juga tak kalah kaya dengan wisata alamnya, karena memiliki komodo, atraksi melihat banteng di Banyuwangi, serta satwa asli seperti badak dan orang utan.

“Ini bagaimana daerah bisa mengemasnya menjadi pendapatan daerah. Kita punya yang unik. Misalnya di Sulawesi Selatan, di Maros, ada tempat yang banyak kupu-kupunya. Ini unik sekali , jangan sampai terjadi. “Barangnya bagus, malah kena semen, tembok, bukan itu,” kata Jokowi.

Kawasan unik ini sebaiknya ditanami pepohonan yang akan mendatangkan lebih banyak kupu-kupu. Ini bisa terjual dengan banyak uang jika promosinya tepat.

Jika promosinya bagus, pengunjung rela membayar berapa pun harga tiketnya hanya untuk melihat kupu-kupu.

“Tolong carikan arsitek lanskap yang cerdas. Kalau daerahnya belum siap, bersurat ke Bappenas untuk membuat rencana agar hal baik ini menjadi berlian yang baik bagi kita semua,” kata Jokowi.

TIM SBO
error: Content is protected !!